Jumat, 29 Juli 2016

Cinta Sejati

Cerita cinta sejati yang diambil dari kisah nyata, dimana ada sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 5 tahun lebih. Reza dan Lisa, dua nama tersebut adalah pemeran utama dalam cerita cinta sejati ini. Awal terjadinya cerita cinta ini, adalah saat Reza dan Lisa sedang berada di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris. Hari itu Lisa baru lulus SMA, sedang menjalani kursus Bahasa Inggris di tempat kursus dekat rumahnya. Tiba-tiba datanglah Reza yang juga akan mengikuti kursus di tempat tersebut karena Reza kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan apabila tidak memiliki keahlian. Pada pandangan pertama, Reza dan Lisa yang memang keduanya memiliki paras wajah yang bisa dibilang cakep langsung saling jatuh cinta. Reza yang biasanya takut dan malu untuk berkenalan dengan wanita, entah mengapa ketakutannya itu menghilang sejenak setelah melihat Lisa. Akhirnya Reza dan Lisa berkenalan di tempat kursus tersebut. Mereka saling berkomunikasi setiap hari baik secara langsung ataupun lewat media komunikasi.
Singkat cerita, Reza dan Lisa akhirnya semakin dekat dan sekarang mereka berpacaran. Mereka berpacaran sehat karena keduanya memang saling menyayangi satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang mendekati untuk mengganggu pasangan setia ini karena keduanya saling menjaga hati kekasihnya. Setiap hari mereka bertemu di tempat kursus dan di tempat lainnya untuk belahar Bahasa Inggris bersama. Suatu hari Reza bertanya “Sayang, kamu kursus Bahasa Inggris untuk apa?” dan Lisa menjawabnya “Aku hanya mengisi waktuku sayang, selepas SMA aku tidak berniat untuk kuliah ataupun mencari kerja”. Mendengar jawaban seperti itu Reza merasa bingung karena melihat yang ada di dalam diri Lisa tidak sesuai dengan jawaban yang seenaknya seperti itu. Lisa yang pintar, cerdas, dan baik hati tidak mungkin tidak memiliki tujuan hidup selepas SMA. Namun Reza tidak memperpanjang pertanyaannya itu, Reza mengganggap kalau kekasihnya itu belum ingin memberitahu rencana selanjutnya kepadanya. Dan Reza tetap berfikir positif karena Lisa selalu memberikan yang terbaik untuk semuanya.
Hubungan Reza dan Lisa semakin hari semakin dekat, dan Reza merencanakan pernikahan dengan Lisa. Lisa-pun setuju, dan mereka berencana untuk menikah di tahun depan. Namun selama mereka menunggu datangnya hari bahagia itu, Reza selalu menuruti kemauan Lisa meskipun belum menjadi istrinya. Begitupun sebaliknya, Lisa selalu menghargai setiap larangan dan perintah yang diberikan Reza layaknya seorang suami. Pada satu hari, Lisa meminta agar Reza tidak menghubunginya selama satu minggu untuk menguji kesetiaannya. Lisa berkata “Sayang, setiap hari kita bersama. Walaupun tidak bersama, tetapi kita selalu saja berkomunikasi lewat HP. Aku ingin menguji kesetiaanmu padaku, kita harus istirahat selama satu minggu tanpa komunikasi lewat apapun”. Mendengar kekasihnya berkata begitu Reza merasa sedikit kecewa karena fikirnya kesetiaannya masih diragukan. Pada awalnya Reza menolaknya, tetapi lama-kelamaan akhirnya Reza mengiyakan permintaan kekasih yang dia sayangi itu. Reza berfikiran “Hanya satu minggu saja tanpa kekasih yang kusayangi, setelah itu kita akan bersama lagi setiap hari. Aku harus bisa demi membahagiakannya”. Lisa sangat bahagia karena kekasihnya tetap mau menuruti keinginannya meskipun itu cukup sulit untuk mereka jalani berdua.
Satu minggu berlalu, kini tiba saatnya mereka kembali berhubungan. Reza yang sudah di puncak rindu segera membuka HP dan menghubungi kekasihnya itu. Tetapi HP Lisa tidak aktif, Reza-pun menghubunginya lewat jejaring sosial dan media lainnya, namun tetap saja tidak ada balasan dari Lisa. Akhirnya Reza memutuskan untuk pergi ke rumah Lisa. Setelah sampai dirumah Lisa, Reza sangat kaget karena mendengar kabar dari keluarganya bahwa Lisa telah meninggal. Lisa sudah lama mengidap kanker paru-paru dan sudah sangat parah, namun Lisa tidak pernah memberitahu hal tersebut kepada Reza. Sepucuk surat diberikan oleh ibu Lisa, “Nak, Lisa meminta ibu untuk memberikan surat ini kepada nak Reza sebelum dia pergi”. Reza membuka dan membaca surat itu dengan penuh air mata, surat itu berisi “Reza kekasihku sayang, terima kasih karena kamu sudah setia menungguku dan tetap mencintaiku walau tanpa komunikasi. Sekarang lakukanlah itu setiap hari, cintai aku selamanya walau tanpa komunikasi, I love U”

Kamis, 28 Juli 2016

Kutu Buku

Cerita cinta romantis sepasang kekasih kutu buku di sekolah SMA di Jakarta. Saat itu tepat pukul 6.30 alarm hp berbunyi membangunkannya. Sintaaaaa….. Bangun…. kamu kesiangan lagi…. teriak ibu Sinta membangunkannya. “Sialan gue telat lagi” Ujar Sinta dalam hati. Diapun segera turun dari kamarnya lalu mandi dan sarapan roti dengan buru-buru, “Mah aku berangkat, kak nanti gak usah jemput, aku mau langsung hang out sama Rani ke book store biasa”. Kakaknya yang sudah kuliah itu hanya mengiyakan saja, mamah Sinta berkata “Hati-hati sayang”. Sinta pergi ke sekolah naik bus, dia berdiri karena bus penuh sehingga tidak mendapatkan tempat duduk. “Sial udah jam 7 mana macet, mati gue nyapu lagi halaman nih” gerutunya. “Kalau tidak mau telat makanya naik mobil pribadi” tiba-tiba seorang pria menyahut pelan-pelan. “Eh ngomong apa lo barusan?” jawab Sinta ke pria itu. “Siapa? yeee dasar aku sedang berbicara dengan temanku” jawabnya ngeles. Setibanya di sekolah Sinta seperti biasa di hukum menyapu halaman sekolah karena terlambat. “Wah-wah lo memang pemegang rekor juara terlambat sekolah setiap hari Sin” kata Rani teman sebangkunya meledek. “Sialan lo, gue bergadang lagi semalem” Ujar Sinta sambil melet. “Yah dasar si kutu buku nih pasti baca-baca lagi novel” jawab Rani, Sinta hanya senyum “hehe”. Jam pelajaranpun dimulai dan mereka belajar seperti biasa.
Di jam istirahat Sinta yang makan sambil baca buku novel bercerita tentang pagi tadi di bus kota. “Gue ketemu dengan pria yang cukup lumayan ganteng dan penampilannya juga rapih, kayaknya sih kutu buku juga kayak gue soalnya pake kaca mata” Kata Sinta. “Haha, mimpi apa gue semalem denger lo cerita cowok Sin?” jawab Rani meledek. “Ah elo Ran, eh iya nanti jadi kan pulang sekolah kita ke book store biasa?”, “iya, hayu Sin sambil gue kan mau nyari buat tugas sekolah”. Sepulangnya sekolah Sinta dan Rani ke book store dan disana mereka berpencar karena buku yang dicari Sinta dan Rani berbeda. Tiba-tiba seorang pria tidak sengaja menabrak Sinta karena dia berjalan sambil membaca. “Eh kalo jalan liat-liat dong jangan sambil baca. Eh lo lagi yang tadi di bus ya?” Kata Sinta. Pria tersebut menjawabnya “Yah elo lagi deh, oh iya kita belum kenalan nih. Kenalin nama gue Randi” sambil menjulurkan tangannya. Sinta yang memang menyukai pria tersebut akhirnya meraih tangan Randi dan merekapun berkenalan.
Keesokan harinya, seperti biasa Sinta datang dengan terlambat. Namun kali ini dia beruntung karena guru di jam pelajaran pertama belum datang. Tiba-tiba datanglah gurunya bersama dengan seorang pria, “Anak-anak, kenalkan ini murid baru. Dia pindahan dari Bogor”. Ternyata pria tersebut adalah Randi, lalu kemudian Randi duduk di sebelah Robi (karena hanya bangku itu yang kosong). Kebetulan sekali bangku Robi duduk tepat dibelakang Sinta dan Rani. Jam istirahat tiba dan Sinta tetap membaca novel menolak ajakan Rani yang mengajaknya makan. Randi yang juga masih di kelas karena ketinggalan beberapa pelajaran duduk mendekati Sinta lalu mengajak Sinta “Serius amat lo, ke kantin yuk?”. “Lo duluan aja, tanggung nih” jawab Sinta. Akhirnya Randi ke kantin duluan, disusul dengan Sinta yang sudah usai membaca novel. Di kantin Sinta melihat Randi yang terlihat seperti cupu karena memakai kaca mata, berbeda dari sebelumnya. Randi sedang bermain basket, dia begitu lihai memainkan bola basket tanpa menggunakan kaca mata. Sinta semakin menyukai Randi karena fikirnya Randi memang benar-benar pria baik dan gagah. Tiba-tiba Elsa seorang cewek cantik yang eksis di sekolah tersebut menghampiri Randi yang sedang beristirahat karena lelah seusai main basket. “Eh lo anak baru ya? Kenalin gue Elsa, kelas gue tepat di samping kelas lo”. Merekapun akhirnya berkenalan dan saring bercerita, setelah itu kembali masuk ke kelas masing-masing. Lonceng pulang sekolahpun berbunyi, Randi mengajak Sinta pulang bersama karena mereka satu arah. Namun Sinta menolaknya karena malu dengan teman-temannya, tetapi Randi memaksa dan akhirnya Sintapun mau pulang bersama. Saat itu Randi menggunakan motornya, dia juga biasanya lebih memilih menggunakan bus jika motornya sedang mogok, dan sepanjang jalan Randi menceritakan tentang dirinya kepada Sinta. Sintapun terkagum karena memang dari ceritanya dia adalah anak yang baik serta hobi membaca juga seperti dirinya.
Singkat cerita akhirnya mereka memasuki kelas 3 SMA. Randi bercerita kepada Robi, “Bro, tadi malem Elsa datang ke rumah gue bawain kue ultah”. “Wih hebat lu bro cewek secantik Elsa bela-belain datang ke rumah lo buat ngucapin ultah yang sweet. Udah pasti dia suka sama lu bro” sahut Robi. Sinta yang dari kejauhan mendengar mereka langsung berlari dan berkata “Randi, happy birthday ya. Sorry gue telat ngucapin kemarin hp gue abis pulsa. hehe”. Hari demi hari Sinta lewati dengan novel tersebut, dan setiap jam istirahat Sinta harus merasakan kecemburuan karena Elsa semakin dekat dengan Randi. Temannya Ranipun menasehati Sinta “Kalau kamu suka sama Randi, ungkapin aja Sin. Jangan sampai kamu menyiksa diri”. Namun Sinta menjawabnya dengan putus asa “Untuk apa Ran? Untuk mempermalukan diriku sendiri? Randi setiap hari bermain basket bareng dengan Elsa, semakin hari semakin dekat, apa pantas gue mengutarakan cinta?”. Kemudian Rani memeluk sahabatnya itu.
Semakin hari sikap Sinta kepada Randi semakin berbeda. Sinta semakin menjauhi Randi meskipun mereka satu kelas. Sinta yang biasanya sering mengajak Randi ke book store bersama, kini sudah jarang mengajaknya. Di sisi lain Randi merasakan hal itu. Randi semakin yakin kalau Sinta memang menyukainya. Randi diam-diam juga menyukai Sinta yang terkenal pendiam dan hobi membaca novel. Karena sudah merasa sangat yakin, akhirnya Randi mengajak Sinta untuk makan malam. “Serius? Kenapa lo ngajak makan malam sama gue Randi?” kata Sinta kaget. “Yah gak apa-apa Ran, pokoknya kamu harus dandan yang cantik yah malam ini” jawab Randi sambil senyum. Ini adalah pertama kalinya Sinta diajak makan malam bersama oleh Randi semenjak dia kenal. Hatinya begitu berbunga-bunga. Ditambah dengan ucapan Randi yang meminta agar dia dandan secantik mungkin. Tibalah saat romantis dari cerita ini, disaat makan malam, Randi memegang tangan Sinta dan dia mengungkapkan perasaan cinta kepada Sinta. Dengan suasana yang indah di cafe yang cukup mahal, Sinta merasa seperti wanita paling beruntung. Di sisi lain, Randipun merasakan hal yang sama karena setiap hari melihat Sinta berpenampilan kutu buku namun malam ini dia begitu cantik seperti bidadari.
Di sekolah, Randi dan Sinta yang sudah resmi berpacaran setiap harinya bermesraan. Waktu demi waktu berlalu, hingga sampailah kabar kepada Elsa bahwa Sinta berpacaran dengan Randi. Elsa yang pemarah mendorong Sinta saat Randi sedang tidak bersamanya. Sinta terjatuh dan terluka, Randi yang melihat dari kejauhan langsung berlari dan menggendong Sinta ke UKS tanpa memperdulikan semua orang disekitar. “Terimakasih ya sayang” ucap Sinta kepada Randi, “tidak apa-apa sayang, sudah seharusnya aku menjagamu” jawab Randi. Semakin kuat hubungan cinta mereka dengan kebiasaan yang sama setiap harinya mencari buku dan novel baru di book store. Hingga waktu tidak terasa sudah saatnya mereka melihat hasil ujian akhir. Sinta dan Rani bersama dengan Robi melihat hasilnya dan mereka semua lulus, begitupun Randi. Mereka bertiga berteriak kegirangan, tiba-tiba datanglah Randi dan langsung dipeluk oleh Sinta. “Kita lulus sayang” ujar Sinta sambil memeluk Randi. Randi menjawab dengan lesu dan tanpa kegirangan “Iya sayang kita lulus, tetapi aku harus melanjutkan kuliah ke Jepang karena aku mendapatkan beasiswa. Maukah kamu menungguku?”. Ternyata dibalik kelulusan mereka terdapat kesedihan karena Randi harus pergi ke luar negeri. Namun Sinta menerimanya dengan ikhlas dan berusaha bersabar, toh dijaman sekarang sudah ada HP canggih untuk komunikasi. Akhirnya Randi pergi melanjutkan kuliahnya ke Jepang.
3 tahun kemudian, setelah menahan rindu yang cukup lama kini tiba saatnya Randi untuk pulang ke Indonesia. Di bandara Sinta sudah bersiap menjemput kedatangan kekasihnya itu dengan dandanan saat pertama kali mereka makan malam itu. Tiba-tiba terlihat dari kejauhan seorang pria dengan penampilan rapih membawa tas sedang berjalan menghampirinya, ya, itulah kekasihnya Randi. Mereka saling berpelukan melepas rindu “Aku kangen banget sama kamu Sin, kamu baik-baik disini kan? Oh iya aku terkejut melihat penampilanmu karena kamu mengingatkanku saat pertama kita berpacaran, namun ada sedikit perubahan yaitu wajahmu sekarang semakin cantik” kata Randi sedikit gombal. “Kamu juga sekarang semakin tampan dan dewasa Ran, aku kangen banget menunggu hari ini” jawab Sinta. “Hehe, akhirnya kita berhasil melewatinya. Terima kasih karena sudah setia menungguku sayang”, “Iya sama-sama sayang terima kasih juga sudah menungguku”. “Yuk sekarang kita ke rumah orang tua kamu Sin”, “Loh? Kenapa gak pulang dulu ke rumahmu Ran?”, “Kamu mau menikah denganku? Aku ingin segera melamarmu sekrang sayang”, “hehe dasar, tentu saja aku mau”. Akhirnya kedua kutu buku ini menikah dan bahagia bersama.